Warung Makan Lokal Legendaris di Bali yang Bikin Kangen

Temukan 5 warung makan lokal legendaris di Bali yang penuh cita rasa khas dan cerita nostalgia. Dari Ubud sampai Sanur, semua siap bikin kamu rindu.
idBali

Ada momen tertentu ketika aroma wangi nasi campur atau suara spatula di wajan tiba‑tiba memantik kenangan.

Di Bali, bukan cuma pantainya yang memesona atau pura-puranya yang sakral, tapi juga warung-warung makan lokal yang diam-diam punya cerita panjang dan rasa yang bikin pulang ke masa lalu.

Buat banyak orang Bali—dan mereka yang pernah lama tinggal di sini—warung makan bukan sekadar tempat makan murah. Ia adalah tempat pulang, tempat berbagi cerita, dan tempat yang selalu setia berdiri meski kafe modern silih berganti.

Yuk, kita telusuri beberapa warung lokal legendaris yang konon bikin siapa saja rindu untuk kembali.


1. Warung Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku, Ubud

Warung Nasi Ayam Kedewatan Ibu Mangku - idbali.com
Sumber: google Review
Nama ini sudah jadi legenda. Dari luar tampak sederhana, tapi begitu masuk, aroma ayam betutu dan sate lilit langsung menyambut. Rasanya pedas manis khas Bali yang bikin kamu nggak cukup sekali suap. Banyak wisatawan yang sengaja datang jauh-jauh ke Ubud hanya untuk sepiring nasi ayam lengkap dengan lawar dan urapnya. Sering kali antre panjang, tapi entah kenapa orang-orang rela menunggu.

Alamat: Jl. Raya Kedewatan No.18, Ubud, Gianyar, Bali
Jam buka: Setiap hari, 08.00 – 19.00 WITA


2. Warung Wardani, Denpasar

Warung Wardani - idbali.com
Sumber: Google by Ivan

Kalau kamu tanya orang lokal mana tempat makan siang yang nggak pernah gagal, banyak yang akan menjawab Warung Wardani. Sejak tahun 1968, warung ini sudah jadi andalan pekerja kantoran, sopir taksi, sampai pelajar yang baru selesai ujian. Menu andalannya? Nasi campur Bali dengan ayam suwir, telur pindang, dan sambal matah yang bikin keringat bercucuran. Suasana jadulnya tetap dipertahankan, bikin nyaman dan terasa otentik.

Alamat: Jl. Yudistira No.2, Denpasar Timur, Bali
Jam buka: Setiap hari, 08.00 – 17.00 WITA


3. Warung Makan Men Weti, Sanur

Warung Men Weti - idbali.com
Sumber: Google by Ayu Yukie

Kalau kamu kebetulan pagi-pagi di Sanur, jangan lewatkan kesempatan ke Warung Men Weti. Mereka hanya buka sampai siang, tapi selalu penuh sejak jam 7 pagi. Seporsi nasi campurnya punya cita rasa khas: ayam goreng renyah, lawar segar, sambal pedas yang nagih. Duduk di bangku plastik di pinggir jalan sambil ditemani angin laut, rasanya seperti pulang ke masa kecil.

Alamat: Pantai Segara, Sanur, Denpasar Selatan, Bali
Jam buka: Setiap hari, 07.00 – 12.00 WITA


4. Warung Nasi Tekor, Gianyar

Warung Nasi Tekor - idbali.com
Sumber: Google by Dwita Bening

Di balik desa Batubulan, ada sebuah warung kecil beratap alang-alang yang suasananya seperti balik ke tahun 80-an. Nasi tekor disajikan di atas daun pisang, lengkap dengan jukut ares (sayur batang pisang), sate lilit, dan sambal khas yang bikin lidah menari. Banyak orang datang bukan cuma untuk makan, tapi juga untuk merasakan suasana Bali tempo dulu yang hangat.

Alamat: Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Batubulan, Gianyar, Bali (dekat Pantai Masceti)
Jam buka: Setiap hari, 08.00 – 17.00 WITA


5. Warung Bendega, Renon

Warung Bendega - idbali.com
Sumber: Google by Rosa S

Kalau kamu penggemar ikan, ini surganya. Warung Bendega terkenal dengan menu seafood segar dan bumbu genep khas Bali. Rasanya pedas gurih, porsinya besar, dan harganya tetap bersahabat. Yang bikin spesial adalah keramahan pelayannya—mereka sering berbagi cerita soal resep turun-temurun keluarga.

Alamat: Jl. Cok Agung Tresna No.24, Renon, Denpasar, Bali
Jam buka: Setiap hari, 10.00 – 22.00 WITA


Kenangan yang Selalu Bisa Dicicip Lagi

Setiap warung punya aroma, rasa, dan cerita yang berbeda. Mereka bukan sekadar tempat makan, tapi potongan kecil dari kehidupan di Bali yang selalu bikin kangen. Jadi, lain kali saat kamu ke Bali, sempatkan mampir. Siapa tahu, di suapan pertama, kamu menemukan rasa yang dulu pernah kamu rindukan.