Bagi banyak wisatawan, Bali adalah surga tropis yang penuh keindahan alam dan ketenangan. Tapi Bali bukan hanya pantai dan pemandangan hijau. Pulau ini menyimpan warisan budaya yang hidup — salah satunya, upacara Ngaben.
Ngaben adalah prosesi pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu Bali. Tapi jangan salah paham — ini bukan upacara yang menakutkan atau menyedihkan seperti yang kita kenal di tempat lain. Justru sebaliknya, Ngaben adalah perayaan jiwa yang sedang menuju kebebasan.
Berikut kami akan menjelaskan secara singkat (banget) tentang upacara ngaben di Bali.
Apa Itu Ngaben? Sebuah Makna yang Lebih Dalam
Ngaben berasal dari kata "abu" - "abuin" - "aben" yang berarti membakar atau menjadikan abu. Tapi esensinya jauh lebih luas. Upacara ini dipercaya sebagai cara untuk membebaskan roh dari keterikatan duniawi dan membantu perjalanannya menuju alam berikutnya atau reinkarnasi.
Dalam pandangan Hindu Bali, tubuh hanyalah wadah sementara. Ketika seseorang meninggal, roh perlu dibantu secara ritual agar bisa meninggalkan dunia ini dengan damai. Ngaben adalah bentuk cinta terakhir yang diberikan keluarga kepada orang yang telah berpulang.

Tahapan Proses Ngaben di Bali
Ngaben tidak dilakukan sembarangan. Prosesnya panjang, penuh simbolisme, dan melibatkan seluruh komunitas. Berikut tahapan umumnya:
1. Ngerorasin – Persiapan Awal
Setelah seseorang meninggal, jenazah biasanya dikubur sementara (terutama jika menunggu waktu upacara massal atau biaya belum mencukupi). Proses ini disebut "makingsan di tegeh" atau penyimpanan sementara di kuburan.
2. Ngangget Don Bumi – Pengambilan Tulang
Jika jenazah sudah dikubur, tulang-belulang akan digali kembali dalam sebuah prosesi sakral, lalu dibersihkan dan disucikan.
3. Upacara Melasti (kadang dilakukan) – Penyucian
Melasti adalah upacara pembersihan simbolis, di mana benda-benda suci dibawa ke laut atau sumber air lainnya. Ini juga menjadi bagian dari rangkaian pembersihan jiwa si almarhum.
4. Pembuatan Bade dan Lembu
Salah satu pemandangan paling ikonik dari Ngaben adalah arak-arakan bade (menara jenazah) dan lembu (patung hewan simbolik) sebagai wadah kremasi. Bade biasanya dihias megah dan berwarna-warni.
5. Prosesi Pengusungan
Jenazah yang telah disucikan dibawa dalam arak-arakan menuju tempat pembakaran (biasanya di kuburan desa atau lokasi khusus). Iring-iringan ini meriah, penuh gamelan, kadang disertai tari-tarian, dan masyarakat ramai mengikuti.
6. Pembakaran (Ngaben)
Jenazah diletakkan di dalam lembu atau wadah simbolik lainnya lalu dibakar. Api dalam tradisi Hindu melambangkan pemurnian dan pembebasan.
7. Ngingkub dan Nganyut
Setelah pembakaran, abu dan tulang yang tersisa dikumpulkan dan dihanyutkan ke laut atau sungai. Ini menandai pelepasan terakhir roh ke alam bebas.
8. Upacara Nyekah (jika dilakukan)
Beberapa bulan setelah Ngaben, keluarga bisa melakukan Nyekah — upacara lanjutan untuk menyempurnakan perjalanan roh dan mengundangnya menjadi leluhur suci yang disembah.
Jenis-Jenis Ngaben
Tidak semua Ngaben dilakukan secara besar-besaran. Berikut jenis-jenisnya:
- Ngaben Sawa Wedana: Jenazah belum dikubur, langsung dibakar.
- Ngaben Asti Wedana: Dilakukan setelah jenazah dikubur (mengambil tulang).
- Ngaben Massal: Dilakukan bersama-sama oleh beberapa keluarga, biasanya karena alasan biaya dan kebersamaan desa.
- Ngaben Swasta: Dilaksanakan oleh satu keluarga secara privat dan biasanya lebih besar.
Etika Wisatawan: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh?
Sebagai wisatawan yang menyaksikan atau tidak sengaja melewati upacara Ngaben di Bali, penting untuk memahami dan menghormati adat istiadat yang berlaku. Berikut panduan sederhananya:
✅ Hal yang Disarankan:
- Pakai pakaian sopan: Sarung dan selendang sangat dianjurkan.
- Bertanya dengan sopan: Jika ingin mengambil foto atau ikut menyaksikan, minta izin terlebih dahulu.
- Diam dan hormat: Jangan berbicara keras atau mengganggu jalannya prosesi.
❌ Hindari:
- Berpakaian terbuka: Seperti tank top atau celana pendek mini.
- Selfie di tengah prosesi: Apalagi saat jenazah sedang dibakar, ini dianggap sangat tidak sopan.
- Mengganggu prosesi: Jangan menghalangi jalur arak-arakan atau membuat keributan.
Ingat, Anda adalah tamu dalam budaya yang sangat sakral.
Ngaben Massal di Ubud
Pada bulan Juli 2023, sebuah Ngaben massal digelar di Desa Pengosekan, Ubud. Lebih dari 50 jenazah dikremasi bersamaan. Suasananya penuh warna dan musik, tetapi tetap sakral.
Seorang turis asal Belanda yang awalnya mengira itu festival, mengaku terharu ketika tahu ini adalah prosesi pelepasan jiwa. Ia akhirnya mengikuti prosesi dengan mengenakan sarung pinjaman dan justru mendapatkan pengalaman spiritual yang tak pernah ia sangka.
Mengapa Ngaben Begitu Penting Bagi Orang Bali?
Ngaben bukan soal ritual semata. Ini tentang hubungan antara yang hidup dan yang telah tiada, tentang tanggung jawab keluarga, dan tentang kepercayaan yang mendalam pada siklus hidup.
Dalam budaya Bali, kematian bukan akhir, tapi jembatan menuju kehidupan baru. Maka dari itu, upacara ini dilakukan dengan penuh penghormatan, bukan dengan air mata.
Sebuah Undangan untuk Memahami Lebih Dalam
Jika suatu hari Anda berada di Bali dan melihat arak-arakan Ngaben, berhentilah sejenak. Lihat, dengarkan, dan rasakan. Jangan buru-buru ambil kamera. Biarkan mata dan hati Anda belajar.
Ngaben adalah wajah lain dari Bali — wajah spiritual yang mungkin tak ditawarkan brosur wisata, tapi justru menunjukkan jati diri pulau ini.