Bayangkan kamu berdiri di tepi tebing, angin laut menyapu wajah, sementara debur ombak memecah di bawah kaki. Di kejauhan, gunung menjulang, hutan membentang, dan air terjun mengalir tenang di sela lembah. Ini bukan mimpi—ini Bali, dari sisi yang jarang dibicarakan dalam brosur turis biasa.
Banyak orang mengenal Bali dari semarak pantainya, kehidupan malam di Canggu, atau spot Instagram di Ubud. Tapi di balik itu semua, pulau ini menyimpan wajah lain yang jauh lebih tenang, lebih jujur, dan lebih menyentuh: alamnya.
Dari pegunungan berhawa sejuk, danau yang tenang di dataran tinggi, hingga hamparan sawah hijau dan hutan rimba yang masih perawan—Bali punya segalanya untuk jiwa yang rindu pulang ke alam.
Artikel ini akan membawamu menjelajahi ragam wisata alam di Bali secara lengkap. Bukan hanya tempat-tempat paling populer, tapi juga destinasi tersembunyi yang layak masuk bucket list-mu. Kami susun berdasarkan wilayah, jenis lanskap, hingga gaya liburan yang cocok untukmu. Lengkap dengan tips praktis, etika berwisata alam, dan inspirasi itinerary yang bisa langsung kamu pakai.
Kalau kamu merasa lelah dengan hiruk pikuk, ingin detoks dari layar, atau sekadar mencari napas segar yang tak diburu waktu—maka selamat datang di sisi alami Bali. Tempat di mana setiap langkah bisa jadi perjalanan batin, bukan sekadar destinasi.

Kenapa Wisata Alam Bali Selalu Jadi Favorit?
Bali memang punya segalanya, tapi daya tarik alamnya punya tempat tersendiri di hati banyak orang. Bahkan bagi mereka yang sudah sering ke sini, sisi alami Bali tetap menggoda untuk dijelajahi lagi dan lagi.
Apa sih yang bikin wisata alam di Bali begitu istimewa?
Alam yang Sakral dan Penuh Energi
Buat banyak orang, Bali bukan sekadar indah—tapi juga punya "rasa". Gunung, hutan, dan danau di Bali tidak cuma jadi lanskap, tapi bagian dari kehidupan spiritual masyarakatnya. Gunung Agung, misalnya, bukan hanya titik tertinggi di Bali, tapi juga dianggap sebagai tempat paling suci.
Banyak pura dibangun menghadap ke gunung atau danau karena diyakini sebagai sumber kehidupan.
Itulah kenapa saat kamu berada di tempat-tempat seperti Danau Beratan atau Air Terjun Sekumpul, ada nuansa yang berbeda.
Tenang, dalam, dan bikin kita ingin diam lebih lama. Bali menawarkan keindahan visual sekaligus energi yang menyentuh sisi terdalam manusia.
Cocok untuk Healing Maupun Petualangan

Wisata alam di Bali bisa sangat fleksibel. Kalau kamu butuh waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikiran, Bali punya banyak tempat untuk "healing" — seperti danau yang sepi, sawah hijau membentang, atau hutan bambu yang sejuk.
Tapi buat kamu yang suka tantangan, Bali juga siap dengan jalur trekking, panjat tebing, arung jeram, snorkeling, sampai hiking ke kawah gunung aktif.
Apa pun gaya traveling-mu, alam Bali bisa menyesuaikan.
Mau slow trip? Bisa.
Mau adrenaline rush? Ada juga.
Semua kembali ke niatmu datang ke pulau ini.
Dekat, Tapi Tetap Tersembunyi
Uniknya lagi, banyak wisata alam di Bali yang lokasinya nggak jauh dari pusat kota atau destinasi mainstream, tapi tetap terasa seperti dunia lain. Hanya butuh 1–2 jam berkendara dari Denpasar atau Ubud, kamu sudah bisa tiba di tempat yang sunyi, belum banyak turis, dan benar-benar alami.
Inilah yang bikin wisata alam di Bali begitu dicintai: aksesnya mudah, tapi sensasinya tetap eksklusif.Kamu bisa bermalam di vila nyaman, lalu esoknya trekking ke air terjun tersembunyi tanpa harus meninggalkan kenyamanan modern sepenuhnya.
Jenis-Jenis Wisata Alam di Bali
Bali punya bentang alam yang luar biasa kaya—dan uniknya, semuanya bisa kamu akses dalam satu pulau yang relatif kecil. Dari pegunungan berkabut hingga pantai terpencil berpasir putih, setiap sudut Bali menyimpan wajah alam yang berbeda.
Berikut ini jenis-jenis wisata alam di Bali yang wajib kamu kenal sebelum menyusun rencana perjalanan.
Pegunungan dan Danau yang Bikin Nafas Melambat

Kalau kamu ingin menjauh dari keramaian, pergilah ke daerah pegunungan seperti Kintamani atau Bedugul. Udara di sini lebih sejuk, pemandangan terbuka luas, dan rasanya seperti waktu berjalan lebih lambat.
Gunung Batur jadi pilihan paling populer, terutama untuk kamu yang ingin mendaki sambil menanti matahari terbit. Tapi jangan lupakan Gunung Abang atau Gunung Batukaru yang lebih sepi dan alami. Danau-danau seperti Beratan, Buyan, dan Tamblingan pun menawarkan ketenangan yang sulit dijelaskan. Duduk diam di pinggir danau dengan kabut tipis dan suara burung liar bisa jadi momen paling damai dalam hidupmu.
Air Terjun yang Tersembunyi dan Menyegarkan Jiwa
Air terjun di Bali bukan cuma indah—tapi kadang terasa seperti dunia rahasia yang cuma bisa kamu temukan kalau mau sedikit bersusah payah. Beberapa di antaranya memang butuh trekking ringan, tapi hampir selalu sepadan.
Sekumpul di Buleleng adalah salah satu yang paling megah, dengan beberapa aliran air jatuh dari tebing tinggi dan lembah hijau di sekelilingnya. Tegenungan lebih mudah diakses dan cocok buat yang baru pertama kali. Ada juga air terjun Tukad Cepung yang unik karena berada dalam gua—cahaya matahari yang masuk dari atas bikin tempat ini terlihat magis banget.
Pantai Alami yang Jauh dari Hiruk Pikuk
Kalau kamu pikir semua pantai di Bali itu ramai dan penuh beach club, tunggu dulu. Masih banyak pantai alami yang sunyi dan menyimpan keindahan mentah tanpa polesan komersial.
Amed di Bali Timur misalnya, terkenal dengan pasir hitam vulkanik dan perairan jernih untuk snorkeling. Pantai Bias Tugel di Padangbai kecil dan tersembunyi, tapi vibes-nya damai banget. Atau Green Bowl, yang harus kamu capai dengan menuruni ratusan anak tangga—tapi begitu sampai bawah, kamu akan merasa punya pantai sendiri.

Hutan dan Taman Nasional yang Masih Perawan
Ingin benar-benar lepas dari dunia luar? Jelajahi sisi liar Bali lewat hutan dan kawasan konservasi. Salah satunya adalah Taman Nasional Bali Barat di ujung barat pulau—rumah bagi banyak satwa langka seperti Jalak Bali. Di sini kamu bisa trekking, snorkeling di Pulau Menjangan, atau sekadar berjalan menyusuri jalur hutan.
Di Ubud, ada Sacred Monkey Forest—hutan hijau yang juga situs spiritual. Meski lebih ramai, tempat ini tetap layak dikunjungi untuk melihat sisi “liar” Bali dalam balutan budaya.
Sawah Terasering yang Tenang dan Memikat
Pemandangan sawah Bali bukan cuma cantik buat difoto, tapi juga memancarkan rasa tenang yang sulit ditemukan di tempat lain. Di Tegalalang, kamu bisa melihat sawah bertingkat yang hijau segar di pagi hari. Sementara Jatiluwih, yang masuk warisan dunia UNESCO, menawarkan area yang jauh lebih luas dan alami.
Berjalan di jalur setapak di antara sawah, dengar suara angin dan air mengalir di saluran irigasi, kadang cukup untuk membuat pikiran kita kembali jernih.
Jenis wisata alam di Bali ini bukan cuma tempat, tapi pengalaman. Setiap lokasi punya rasa, cerita, dan caranya sendiri untuk membuatmu merasa lebih utuh sebagai manusia. Nggak berlebihan kalau dibilang, menyentuh alam Bali bisa terasa seperti menyentuh dirimu sendiri—versi yang paling tenang dan murni.
Rekomendasi Wisata Alam Terbaik di Bali (Berdasarkan Wilayah)
Setiap sudut Bali punya karakter alam yang berbeda. Bagian utara lebih tenang dan penuh kejutan tersembunyi, timur menyuguhkan pesona vulkanik dan bawah laut, selatan identik dengan tebing dan pantai dramatis, barat masih liar dan alami, sementara tengah adalah jantung spiritual Bali. Yuk kita telusuri satu per satu.
Bali Utara: Surga Tersembunyi Penuh Air Terjun

Wilayah utara Bali, terutama Buleleng dan sekitarnya, sering terlupakan—padahal justru di sinilah banyak surga alam tersembunyi berada.
- Air Terjun Sekumpul – Dijuluki air terjun terindah di Bali. Gabungan beberapa aliran besar yang jatuh dari ketinggian, dikelilingi lembah hijau yang sejuk.
- Danau Buyan & Tamblingan – Sepasang danau kembar di dataran tinggi, cocok untuk camping atau trekking ringan ke pura-pura kecil di sekelilingnya.
- Puncak Wanagiri – Spot foto ikonik berlatar danau, tapi juga tempat yang indah untuk menikmati sunrise atau kabut pagi hari.
Bali Selatan: Dramatis, Enerjik, Tapi Masih Punya Spot Alami
Wilayah ini biasanya diasosiasikan dengan Kuta atau Seminyak, tapi Bali Selatan punya wajah lain yang lebih alami kalau kamu mau sedikit menjauh dari keramaian.
- Pantai Green Bowl – Pantai tersembunyi di balik tebing dengan pasir putih dan gua kecil di sekitarnya. Sepi dan cocok buat lepas dari hiruk pikuk.
- Pantai Nyang Nyang – Salah satu pantai paling "raw" di Bali Selatan. Turun puluhan anak tangga, tapi worth it untuk sunset yang sepi.
- Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park – Meski bukan alam murni, area ini tetap menyuguhkan lanskap tebing batu kapur yang megah dan terbuka.
Bali Timur: Magis, Mistis, dan Sangat Autentik

Wilayah Karangasem dan sekitarnya adalah perpaduan antara laut, gunung, dan budaya kuno. Cocok buat kamu yang ingin pengalaman autentik dan spiritual.
- Gunung Agung – Gunung tertinggi dan tersuci di Bali. Pendakiannya berat, tapi pemandangannya luar biasa.
- Amed & Tulamben – Desa pesisir dengan perairan jernih dan spot snorkeling yang luar biasa. Cocok buat healing sambil menyelam.
- Tirta Gangga – Kombinasi taman air dan lanskap alam yang tenang. Cocok buat konten estetik dan rehat dari perjalanan.
Bali Barat: Liar, Sepi, dan Penuh Kejutan
Kalau kamu tipe petualang sejati, Bali Barat adalah tempatmu. Masih minim turis, akses agak menantang, tapi kealamiannya benar-benar terasa.
- Taman Nasional Bali Barat – Habitat Jalak Bali, hutan bakau, hutan tropis, dan pantai alami. Bisa trekking, birdwatching, sampai snorkeling.
- Pulau Menjangan – Spot diving kelas dunia yang masih tenang. Terumbu karangnya kaya dan warnanya luar biasa.
- Pantai Medewi – Pantai dengan ombak panjang dan suasana desa pesisir Bali yang klasik. Cocok buat surfing dan bersantai.
Bali Tengah: Spiritual, Sejuk, dan Hijau Selamanya
Bagian tengah Bali adalah jantungnya alam dan budaya. Di sinilah sawah bertingkat, danau tenang, dan hutan spiritual berpadu.
- Tegalalang Rice Terrace – Spot ikonik di Ubud yang tetap memikat, apalagi di pagi hari saat belum ramai.
- Jatiluwih – Terasering sawah yang masuk warisan dunia UNESCO. Jalur trekkingnya indah dan alami.
- Hutan Monyet Ubud (Sacred Monkey Forest) – Hutan alami di tengah kota Ubud yang dihuni ratusan monyet liar dan pura kuno.
- Danau Beratan & Pura Ulun Danu – Lokasi sejuk dan fotogenik di Bedugul. Danau, pura, kabut—semuanya menyatu.
Kalau kamu ingin menjelajah Bali lebih dalam, rekomendasi di atas bisa jadi titik awal. Dan percayalah, satu perjalanan nggak akan cukup untuk mengunjungi semuanya. Tapi itu justru kabar baik—karena Bali akan selalu punya alasan untuk kamu kembali.
Tips Menjelajah Wisata Alam di Bali
Alam Bali memang memesona, tapi untuk bisa menikmatinya dengan maksimal—dan tetap menghormati keindahan alaminya—ada beberapa hal yang perlu kamu tahu sebelum berangkat. Nggak cuma soal cuaca atau pakaian, tapi juga soal sikap dan kesadaran diri sebagai tamu di tanah yang dihormati penduduk lokal.
Pilih Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Musim kemarau (sekitar April hingga Oktober) adalah waktu ideal untuk eksplorasi alam di Bali. Cuaca cenderung cerah, jalur trekking tidak licin, dan pemandangan lebih terbuka. Tapi hindari bulan Agustus kalau kamu kurang suka keramaian—karena itu puncaknya musim turis.
Kalau kamu ingin suasana lebih sepi dan tenang, datanglah di awal musim kemarau (Mei-Juni) atau akhir musim (September-Oktober). Suasana masih nyaman, tapi jauh lebih santai.

Siapkan Transportasi yang Tepat
Banyak tempat wisata alam di Bali terletak jauh dari pusat kota dan tidak dijangkau transportasi umum. Jadi, menyewa motor atau mobil (dengan atau tanpa sopir) adalah pilihan paling fleksibel.
Kalau kamu belum terbiasa berkendara di jalan sempit dan berliku khas Bali, sebaiknya pakai jasa sopir lokal. Mereka nggak cuma tahu jalan, tapi juga bisa kasih insight soal budaya dan tempat rahasia yang nggak ada di Google Maps.
Bawa Perlengkapan Seperlunya (Tapi Jangan Lalai)
Trekking ke air terjun atau naik gunung tentu beda persiapannya dengan ke pantai. Minimal kamu perlu:
- Sepatu atau sandal outdoor yang nyaman dan tahan air
- Botol minum isi ulang
- Jas hujan atau ponco kalau cuaca tak menentu
- Tas kecil anti-air untuk barang penting
- Kamera atau smartphone buat dokumentasi—tapi jangan sampai merusak momen karena sibuk motret doang
Bawa secukupnya, tapi pastikan kamu siap untuk perubahan cuaca atau medan yang menantang.
Hormati Alam dan Budaya Setempat
Ini yang sering dilupakan. Banyak tempat alam di Bali dianggap suci oleh masyarakat lokal. Misalnya, danau atau gunung bukan sekadar objek wisata—tapi tempat pemujaan.
Hindari berteriak, membuang sampah, atau berpakaian terlalu terbuka saat berada di lokasi seperti danau Tamblingan atau Gunung Agung. Jika kamu melewati pura atau tempat persembahyangan, beri ruang dan hargai prosesnya.
Dan satu lagi: jangan ambil apa pun kecuali foto, jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak.

Gunakan Panduan Lokal Kalau Perlu
Beberapa lokasi seperti Air Terjun Sekumpul atau jalur di Tamblingan sebaiknya ditemani guide lokal. Selain alasan keamanan, kamu juga bisa belajar banyak dari cerita-cerita yang tidak tertulis.
Lagipula, memakai jasa penduduk lokal juga bagian dari kontribusi terhadap ekonomi komunitas setempat. Win-win!
Bersiaplah Tanpa Sinyal
Beberapa area alami di Bali, terutama di daerah pegunungan atau kawasan hutan, kadang tidak punya sinyal internet. Ini bukan masalah—justru bagian dari pengalaman.
Download peta offline, beri tahu orang terdekat sebelum kamu pergi ke lokasi terpencil, dan nikmati saat-saat disconnect dari dunia digital. Siapa tahu, kamu justru connect lebih dalam dengan dirimu sendiri.
Wisata alam di Bali bukan soal "checklist tempat", tapi soal hadir penuh dalam momen. Dan dengan persiapan serta sikap yang tepat, perjalananmu bisa jadi lebih dari sekadar liburan—tapi jadi pengalaman yang benar-benar mengubah cara pandangmu terhadap alam dan hidup.
Wisata Alam Bali untuk Gaya Liburan yang Berbeda
Bali itu fleksibel banget. Mau liburan santai atau penuh tantangan, semuanya bisa kamu atur sesuai mood. Alamnya seperti kanvas kosong yang siap kamu isi dengan caramu sendiri. Nah, ini beberapa gaya liburan yang bisa kamu coba ketika menjelajah wisata alam di Bali.
Untuk Si Pencari Healing: Alam yang Tenang dan Menenangkan
Kalau kamu lagi capek sama rutinitas atau butuh waktu untuk diam dan bernapas panjang, pilih tempat-tempat yang minim gangguan.
Danau Tamblingan misalnya, dengan hutan tua di sekelilingnya, atau sawah Jatiluwih yang luasnya seperti hamparan permadani hijau. Datang pagi-pagi, duduk di pinggir sawah atau dermaga kayu, biarkan pikiranmu melayang pelan.
Di tempat seperti ini, kamu nggak perlu agenda ketat. Biarkan saja hari mengalir, seperti air di saluran irigasi Bali yang tenang.
Untuk Si Petualang: Jalur Trekking, Gunung, dan Tebing
Buat kamu yang nggak betah diem dan selalu cari tantangan, Bali punya banyak
trek alami.
Coba mendaki Gunung Batur saat subuh untuk melihat matahari
terbit dari atas awan. Atau jelajahi jalur trekking ke
Air Terjun Sekumpul yang butuh usaha ekstra melewati tangga
dan jembatan bambu.
Kalau suka memacu adrenalin, pantai-pantai dengan tebing tinggi seperti Green Bowl juga bisa bikin pengalamanmu makin seru—dengan catatan, pastikan kondisi fisik siap dan selalu utamakan keselamatan.
Untuk Si Pemburu Konten: Spot Fotogenik Tak Terbatas
Bali adalah surganya pencinta fotografi. Hampir setiap sudut alamnya bisa jadi karya seni.
Mau suasana magis? Coba sunrise di Danau Beratan dengan pura
terapungnya. Atau golden hour di Tegalalang ketika sinar
matahari memantul di air irigasi.
Kalau suka angle dramatis, spot di tepi tebing Uluwatu atau jembatan bambu di
Wanagiri bisa jadi andalan. Pastikan bawa baterai cadangan, karena kamu bakal
terus motret tanpa sadar.
Untuk Liburan Keluarga: Aman, Nyaman, dan Edukatif

Bawa anak-anak? Jangan khawatir. Banyak wisata alam di Bali yang ramah keluarga.
Monkey Forest Ubud bisa jadi pilihan seru—anak-anak bisa melihat monyet liar sekaligus belajar tentang pura dan konservasi. Atau kunjungi Taman Nasional Bali Barat yang punya jalur mudah dan bisa jadi petualangan mini untuk mereka.
Pantai-pantai tenang seperti Bias Tugel juga cocok untuk bermain pasir dan berenang santai.
Untuk Si Eco Traveler: Jejak Hijau dan Berkelanjutan
Kalau kamu tipe traveler yang peduli lingkungan, Bali punya banyak opsi ramah lingkungan.
Kamu bisa ikut program eco trekking di Jatiluwih, menginap di eco-lodge sekitar Munduk, atau snorkeling di Pulau Menjangan dengan operator yang menerapkan konservasi terumbu karang.

Selain menikmati alam, kamu juga jadi bagian dari upaya menjaga Bali tetap hijau untuk generasi berikutnya.
Setiap gaya punya ceritanya sendiri. Dan Bali? Dia cuma menunggu kamu memilih jalur mana yang mau kamu lalui. Tidak ada cara yang salah, karena setiap langkah di alam Bali selalu punya caranya sendiri untuk mengisi ulang energi kita.
Saat Bali Membiarkan Alamnya Mengajarimu Banyak Hal
Di balik semua rute perjalanan, daftar rekomendasi, dan tips praktis yang kamu baca barusan, ada sesuatu yang lebih dalam ketika kamu benar-benar menginjakkan kaki di alam Bali.
Mungkin itu ketika kamu berdiri diam di tepi sawah Jatiluwih dan merasa kecil sekaligus tenang. Atau saat kamu duduk di batu besar dekat Air Terjun Sekumpul, airnya memercik wajahmu, dan tiba-tiba semua beban pikiran terasa ringan.
Bali nggak pernah sekadar destinasi. Ia adalah guru yang diam, tapi selalu memberi pelajaran lewat alamnya—tentang sabar, tentang menghargai, tentang bagaimana kita sebagai manusia hanya tamu sementara di dunia yang jauh lebih luas dari yang kita kira.
Jadi, saat kamu nanti benar-benar berangkat menjelajahi wisata alam di Bali, jangan cuma datang untuk foto atau daftar centang.
Datanglah dengan hati yang siap mendengar, siap melihat lebih dalam, dan siap pulang dengan cerita yang akan kamu kenang lama setelah pasir Bali hilang dari sepatu.